Saat Segenggam Duka Menimpa Kita

(Dimuat di Koran Media Indonesia pada Rabu, 27 Juni 2018)
Bulan Juni merupakan bulan yang sangat eksotis untuk dibahas. Maka tidak heran jika penulis terkenal seperti Sapardi Djoko Damono mengabadikan bulan ini dalam sebuah karyanya “Hujan Bulan Juni”.  Jika Sapardi memilih momen hujan dalam karyanya, maka jika kita cermati bulan Juni di tahun ini tidak sedikit momen yang melahirkan duka.
Di dunia ini, tidak ada orang yang ingin dalam hidupnya diliputi dengan duka. Semua orang berharap dan senantiasa berdoa agar dalam hidup terus diberikan kebahagiaan. Mereka senantiasa mencari kebahagiaan dalam setiap momen apapun. Meskipun setiap orang memiliki definisi operasioal arti kebahagiaan yang berbeda-beda, tetapi sejatinya mereka memiliki konsep yang sama bahwa dalam hidup segala sesuatu berpasang-pasangan. Jika ada bahagia, maka kita harus berlapang dada untuk menerima duka datang menghampiri kita.
Sebagai contoh, pertama, di bulan ini ada momen piala dunia semua orang ikut gegap gempita dalam menyambutnya. Seolah semua orang larut dalam kebahagiaan. Ada yang mengadakan nonton bareng dan ada pula yang saling menjagokan salah satu timnas yang berlaga di piala dunia karena ngefans dengan salah satu pemain sepak bola. Namun terselip duka dari momen tersebut, duka itu ialah dalam hati kita terus bertanya-tanya kapan kita bisa mendukung timnas sendiri? Sedih rasanya jika berkaca pada Islandia, negara dengan jumlah penduduk yang tak seberapa ternyata bisa berlaga di Piala Dunia. Sementara kita dengan jumlah penduduk yang sekian banyak masa tidak bisa. Sebab bisa menyaksikan timnas sendiri berlaga di piala dunia merupakan salah satu kebahagiaan tersendiri. Itulah kenapa suporter Panama bersorak penuh semangat meskipun hanya mencetak satu gol.
Kedua, di bulan ini juga gelaran Pilkada diselenggarakan, momen ini terasa begitu membahagiakan sebab dimomen ini calon pemimpin daerah terasa begitu dekat dengan kita. Banyak sekali program-program bagus yang mereka tawarkan. Tetapi dalam momen ini, terselip juga duka didalamnya. Media sosial terasa begitu menjenuhkan dengan adanya akun-akun yang sengaja menjelekan calon pemimpin daerah. Padahal seharusnya hal ini tidak terjadi sebab semua calon pemimpin daerah merupakan putra terbaik yang ada.  Dan hal yang paling menimbulkan duka yang sangat mendalam tentu saja adalah ketika calon pemimpin daerah ini tidak memenuhi janji kampanyenya setelah menjabat.
Ketiga, di bulan ini sebagian masyarakat menyambut momen Lebaran dengan mudik berkumpul dengan sanak saudara di kampung halaman. Ditengah kebahagiaan itu terselip kabar duka mengenai peristiwa tenggelamnya KM Sinar Bangun. Kita berharap peristiwa duka seperti ini tidak  terulang dikemudian hari. Moda transportasi massal idealnya harus memiliki standar keselamatan dengan level tertinggi. Akhirnya, kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam bidang transportasi massal kami selipkan pesan teruntuk anda : “Jangan Bermain-main Dengan Keselamatan Diri". (tulisan mentah saya sebelum diedit oleh Redaktur Media Indonesia dengan judul "Duka di Bulan Juni")

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan Teknik, Metode, dan Strategi

Soal Iman Kepada Rasul

Mufrodat tentang Makanan dan Minuman