Menggali Karakter dan Makna Produktif Melalui Webinar Tetap Produktif di Masa Penuh Tantangan, Vokasi Kuat Menguatkan Indonesia
Menggali Karakter dan Makna Produktif Melalui Webinar Tetap
Produktif di Masa Penuh Tantangan, Vokasi Kuat Menguatkan Indonesia
Saat ini kita masih berada dalam keadaan yang penuh tantangan,
pandemi Covid-19 menuntut kita agar terus produktif dan terus berbuat baik
sekecil apapun. Diantara kebaikkan kecil itu adalah kita terus berusaha mengasah
diri sendiri dengan belajar. Jika kita
sedikit lebih jeli, kita akan menemukan banyak hal yang bisa dijadikan sebagai
sumber belajar. Salah satu contohnya adalah Webinar dan webinar yang
diselenggarakan oleh Pusat Penguatan Pendidikan Karakter Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan RI merupakan pilihan yang tepat. Kita bisa mendapat banyak ilmu
dari Webinar tersebut. Simaklah video pembuka sebelum dimulai webinar, betapa
mendalamnya pesan yang ingin disampaikan.
Dalam
video tersebut dinarasikan tentang seorang Mahasiswa yang rindu dengan kampung
halamannya. Namun, kerinduan untuk pulang tidak bisa terwujud dengan mudah.
Sebab kondisi Pandemi Covid-19 memaksa tiap individu untuk tetap berada di
rumah. Di tengah keadaan yang demikian, beruntunglah Ia karena memiliki Ibu
Kost yang baik hati dan begitu peduli. Ibu Kost tersebut menganggap Mahasiswa
yang ngekost di tempatnya seperti anak sendiri. Mahasiswa tersebut pun merasa
terharu. Diakhir tayangan video terdapat pesan yang sangat menginspirasi yaitu
“Sekecil apapun kebaikkan, dapat berdampak besar bagi orang lain”.
Jika video pembuka begitu menggugah,
pun demikian ketika memasuki pendahuluan webinar terasa mengasyikkan.
Indikatornya adalah ketika Wikan Sakarinto, Dirjen Pendidikan Vokasi
Kemendikbud RI menuturkan “yang tidak pernah berubah hanyalah perubahan”.
Statment beliau sangatlah tepat, kondisi saat ini menutut kita beradaptasi
dengan melakukan berbagai perubahan-perubahan sesuai protokol kesehatan. Kita
tidak boleh kalah dengan kondisi seperti saat ini. Kondisi saat ini tidak perlu
dianggap sebagai sebuah kesulitan, melainkan harus dianggap sebagai sebuah
tantangan.
Tantangan ini bisa jadi akan menjadi sebuah peluang bila kita
memiliki kompetensi. Wikan menambahkan, saat ini kita jangan hanya mengandalkan
ijazah. Tetapi kita perlu mewujudkan lulusan yang kompeten. Lulusan yang
kompeten itu, aku bisa apa? Aku mampu apa? Bukan ini ijazahku. Dan untuk
mencetak karakter kompeten perlu dimulai sejak dini. Oleh karena itu, guru-guru
terutama yang mengajar SMK idealnya mampu berposisi sebagai teach, mentor,
coach dan friend/parent.
Dari pembicara berikutnya Bonardo Aldo Tobing, Anggota Komisioner Badan Nasional Sertifikasi Profesi, beliau
mengungkapkan ada beberapa skill baru yang mesti dimiliki di Era Pandemi
Covid-19 antara lain : Change Management, Spiritual Intelligence, Strategic
Thinking, Creativity dan Social Honor. Pemaparan beliau melengkapi apa yang
sudah disampaikan oleh Wikan Sakarinto. Dari pemaparan beliau yang perlu
digaris bawahi adalah pernyataan beliau seperti demikian “Kalau kita punya
kompetensi, seharusnya mengambil bukti”. Bukti disini berbentuk sertifikat,
tapi bukan sertifikat tanah seperti yang dibagi-bagikan oleh bapak presiden
kita. Muatan karakter yang bisa kita
ambil dari pernyataan beliau adalah mengenai kepercayaan diri. Atau
sederhananya adalah pribadi yang memiliki kompetensi dan memiliki bukti atas
kompetensinya itu akan menunjang kepercyaan dirinya.
Webinar ini ditutup dengan narasumber terakhir yaitu Firhan Ashari,
Alumnus SMK, Ahli Memasak berprestasi dan Pengusaha UMKM. Statmentanya
mendorong kita agar memiliki karakter mandiri. Statment tersebut ialah “Setiap
orang punya potensi, kita perlu tahu potensi diri kita sendiri”. Akhirnya
marilah kita gali karakter positif masing-masing, tentu saja bisa berbekal
melalui webinar seperti ini.
Penulis
MUHAMMAD JAFAR SHODIQ AL ALAWI, S.Pd.I
Guru SMP Islam Al Azhar 29 Semarang
Komentar
Posting Komentar